Ramadan di Belanda
Halo Twinklers,
Sudah lama tidak menulis dalam bahasa Indonesia. Kemarin saat membaca berita tentang raja Belanda ikut makan bersama dengan muslim yang berpuasa, menyentil ingatanku kembali ke tanah air. Apa kabar kalian semua yang sedang berpuasa di Indonesia? Sudah tidak terasa puasa lewat dua minggu. Seperti layaknya puasa yang jatuh pada musim semi dan panas di Belanda, maka jam puasanya akan jauh lebih lama dari di Indonesia. Subuh ( fajr ) hari ini tanggal 20 Mei 2019 adalah pukul 03.03 pagi sedangkan waktu magrib adalah 21.29 malam dan waktu Isya adalah 23.45 malam. Jadi kalau biasanya dalam bulan ramadhan ini kalian di tanah air punya banyak sekali agenda buka puasa bersama di mall, kalau disini yaaah…agak kemalaman ya kalau mau keluar rumah 😉 apalagi untuk yang sudah punya keluarga.
Apa saja yang biasa dilakukan saat bulan ramadan di Belanda?
Kebiasaan saat bulan puasa
Jadi ritual buka puasa bulan ramadan di Belanda biasanya sih di rumah saja. Makan terus nonton tivi. Gak ada tuh acara ngabuburit ngumpulin jajanan gorengan atau ber aneka es campur sampe kolak yang dibeli di ujung gang perumahan hehehe. Karena waktu berbuka dan sahur nya pendek banget, dan jam puasanya yang panjang, perut juga kayak gak bisa lagi diisi makanan banyak-banyak. Sahurnya pun paling cuma makan buah dan yogurth. Jadi bayangin, betapa hebat ibuku dan ibu-ibu di Indonesia yang lain yang bangun ribet nyiapin sahur, goreng tempe, goreng telur, bikin sambel dll pagi-pagi buta begitu. Kalau aku…aduuuh gak sanggup hehehe maklumin yaaa…eh tapi bukan berarti aku gak hebat ( anti merendahkan diri sendiri ) kan semua orang hebat pada porsinya sendiri-sendiri, gak harus sama dong.
Karena jumlah masjid di kotaku tidak banyak, dan masjid terdekat jaraknya sekitar 4 Km dari rumah juga karena jam nya yang mendekati tengah malam, jadi aku tidak pernah tarawih di masjid. Cerita tentang tarawih di masjidnya kapan-kapan saja ya, kalau bulan ramadhan jatuh saat musim dingin di Belanda. Saat musim dingin, waktu siangnya jauh lebih pendek. Cepat sekali gelap. Jam 16.30 saja sudah gelap sekali. Dan matahari muncul juga sangat lambat. Antar anak-anak sekolah jam delapan pagi, masih harus nyalakan lampu sepeda. Sungguh keadaan yang amat sangat berkebalikan dengan saat musim panas.
Apakah ramai orang berpuasa di Belanda?
Sebenarnya sih susah menjawabnya. Mungkin banyak orang berpuasa mungkin juga tidak. Karena di Belanda kegiatan beribadah adalah urusan masing-masing, jadi kegiatan berkehidupan di Belanda tetap normal-normal saja seperti bulan biasa. Agak susah mengetahui apakah si ini atau si itu berpuasa atau tidak. Agama disini bukan hal yang biasa dipertanyakan. Itu adalah urusan pribadi masing-masing. Didalam surat isian resmi atau perbincangan sehari-hari. Kita hampir tidak akan bisa menebak keyakinan orang lain jika kita tidak dekat sekali. Aku sangat sering juga melihat dengan mbak-mbak atau ibu-ibu yang berkerudung makan dan minum saat jam puasa di restaurant, snack bar atau tempat umum terbuka. Tidak lazim disini menanyakan tidak puasa karena apa. Ada sangat banyak juga yang wajahnya ke timur tengah-timur tengahan atau ke Indonesia Indonesia an melakukan hal yang sama. Yaaaah…bukan jaminan juga kalau wajahnya begitu mereka muslim juga kan?
Lebaran di Belanda
Sampai dengan hari ini, pemerintah Belanda belum menetapkan secara resmi bahwa hari raya lebaran adalah hari libur ( semoga terlaksana suatu hari ). Semua berjalan seperti biasa. Sekolah dan kantor-kantor tidak tutup/libur. Sholat ied di kotaku tetap dilaksanakan di masjid atau di gedung lapangan olahraga. Setelah sholat, untuk yang tidak lanjut bekerja biasanya mereka akan merayakan bersama-sama dengan kelompoknya. Misalnya kelompok orang Indonesia, mahasiswa dll yang mengadakan open house.
Di jalanan biasanya aku melihat banyak orang-orang berpakaian agak berbeda dari hari biasa. Kalau kutebak-tebak sih sepertinya mereka punya tradisi saling berkunjung ke keluarga seperti di Indonesia.
Aku sendiri tetap pada kegiatan sehari-hari. Antar jemput anak sekolah. Buat aku sendiri, merayakan lebaran tidak bersama keluarga besar ( eyang, om, tante, budhe, pakdhe, sepupu, sepupu jauh, buyut dll ) adalah hal biasa. Dulu lebih dari 10 tahun bekerja di perusahaan penerbangan membuatku tetap harus bertugas tidak terkecuali saat hari besar. Jadi kalau saat lebaran meja makan tidak diisi deret-deret makanan enak seperti tradisi orang-orang pada umumnya, ya biasa saja. Gak sedih-sedih amat. Resiko kalau tidak mau ribet masak sendiri ya begitu lah. Walaupun bahan-bahan pokok banyak tersedia di Belanda dan mudah di dapat di toko tempat jual bahan makanan Asia, dan tutorial memasak mudah di dapat dari internet, tapi kalau tetap malas ya, mejanya tetap saja kosong hahaha. Tidak pakai baju dan sepatu baru juga biasa saja, hasil ditempa bekerja di pelayanan publik, hari raya pake seragam kerja 😉 .
Semuanya memang tergantung bagaimana kita mengolah hati dan pikiran. Tidak perlu takut melewati ramadhan dan lebaran untuk kamu yang akan sekolah atau pindah ke Belanda. Akan ada banyak sekali kelompok-kelompok yang bisa kamu pilih untuk menemanimu. Kalau kamu mahasiswa, akan ada banyak kelompok mahasiswa. Untuk ibu-ibu akan banyak juga kelompok yang rajin berkumpul sekedar masak-masak atau makan-makan dll. Sedangkan untuk tipe yang tidak berkeberatan lebaran sendiri dan bekerja biasa seperti aku, ya makin tidak masalah lagi. Buat aku yang paling penting adalah, kabar dari keluarga di Indonesia semua sehat, dan kami yang di Belanda juga sehat. Komunikasi jaman sekarang sangat mudah menjembatani jarak. Mau telepon atau video call sangat terjangkau biayanya bahkan bisa gratis.
Tidak ada alasan untuk bersedih atau merana karena jauh dari tanah air. Buat kamu semua, aku ucapkan selamat bersemangat berpuasa sampai hari kemenangan nanti ya, Twinklers. Semoga kita semua sehat dalam lindungan Allah sehingga lancar dalam berpuasa, bekerja, hingga lancar mempersiapkan tiket pulang kampung dan bergembira bersama keluarga besar.
Wohooooo…lebaran sebentar lagiiiiiii….
Explore collaboration opportunities with Twinkle So Bright, including guest writing, paid blog collaborations, advertising your products and services, or taking advantage of our shopping service.